Halo..
Apa kabar teman?
Semoga kalian semua dalam keadaan dan kondisi hati terbaik ya..
Aku mau berbagi cerita dengan kalian..
Untuk pertama kalinya aku ikut suatu kegiatan sosial..
Hari itu tanggal 7 November 2010..
Aku bersama teman2 twitter yang tergabung dalam Info Palembang melakukan penggalangan dana kemanusiaan bagi korban bencana alam di Wasior, Mentawai dan Merapi..
Bertempat di sebuah taman kota di Palembang yaitu "Kambang Iwak".
Sebenarnya rencana kegiatan ini terkesan dadakan. Hari Jum'at tanggal 5 November, ide itu baru tercetus dari salah satu rekan kami dan ternyata mendapat sambutan yang cukup baik dari teman-teman yang lain.
Pada hari Sabtunya, aku, teman kuliahku Nadhira Septafianti, Andina Pratiwi dan Dicky Bayu mengadakan rapat kecil-kecilan di suatu tempat yang telah kami tentukan.
Semula pesimis juga sih.. Karena teman2 yang lain berhalangan hadir. Tapi yah sudah kepalang tanggung. Lagian niat kita baik. Berapapun hasilnya nanti setidaknya kami telah melakukan satu tindakan nyata.
Keputusan yang didapat adalah acara tersebut harus tetap berlangsung. Maka ditetapkan jam , tempat, perlengkapan dan kostum yang harus diseragamkan sebagai identitas.
Pada Hari Minggunya tepat jam 6 pagi, aku mulai berangkat dengan membawa 2 kardus kosong mie instan, lakban, dan cutter. Tak lupa perlengkapan perang seperti air mineral, roti dan sedikit permen. Hihihi.. :D
Pada Shalat Subuhnya aku berdoa agar acara itu lancar. Berangkat dari niat yang baik kami berharap kesan yang diterima oleh para calon donatur kami juga baik. Apalagi kami tidak membawa embel2 nama besar lembaga pendidikan atau sebuah badan kemanusiaan. Kami menamakan diri kami "Komunitas Twitter Palembang".
Alhamdulillah, ternyata banyak yang datang untuk terlibat dari kegiatan amal itu. Dan kita semangat jadinya.
Teman, ternyata memaksakan orang untuk peduli itu tidak gampang. Itu hal terberat setelah sebelumnya kami harus menaklukkan diri sendiri untuk tidak malu melakukan suatu hal yang terpuji.
Tak sedikit di antara mereka yang membuang mukanya. Ada juga yang sedang makan ketika kami dekatin bilangnya ga punya uang. Dan banyak lagi orang berduit dan berkantong tebal yang cuek terhadap saudaranya. Atau mungkin mereka tidak percaya kami ya? Hanya Tuhan yang tau.
Kira-kira satu jam kami berkeliling berusaha membangkitkan rasa peduli masyarakat Palembang yang sedang berolahraga di sana.
Uang yang berhasil dihimpun pagi itu kami gabungkan menjadi satu kardus saja. Lalu bersama-sama menghitungnya. Dana yang terkumpul saat itu Rp. 1.863.800,- , rencananya akan dibagi 3 sama besar untuk Wasior, Mentawai dan Merapi.
Kami pulang dengan perasaan puas di hati masing2. Ternyata kalau kita berguna untuk banyak orang dan kita melakukannya dengan ikhlas itu menyenangkan ya..
Cape di badanpun tak terlalu terasa lagi. Bagaimana para pahlawan kemanusiaan yang selalu bersemangat hadir sebagai relawan di lokasi bencana? Mungkin selalu ada kepuasan di diri mereka mereka setiap selesai melakukannya dan ingin lagi dan lagi.
Kalo setiap melakukan suatu kegiatan amal, seperti itu perasaan puasnyya. Mau dech sering-sering terlibat. Sepertinya hal itu juga dirasakan temanku yang lain.
- UlyaA -
Apa kabar teman?
Semoga kalian semua dalam keadaan dan kondisi hati terbaik ya..
Aku mau berbagi cerita dengan kalian..
Untuk pertama kalinya aku ikut suatu kegiatan sosial..
Hari itu tanggal 7 November 2010..
Aku bersama teman2 twitter yang tergabung dalam Info Palembang melakukan penggalangan dana kemanusiaan bagi korban bencana alam di Wasior, Mentawai dan Merapi..
Bertempat di sebuah taman kota di Palembang yaitu "Kambang Iwak".
Sebenarnya rencana kegiatan ini terkesan dadakan. Hari Jum'at tanggal 5 November, ide itu baru tercetus dari salah satu rekan kami dan ternyata mendapat sambutan yang cukup baik dari teman-teman yang lain.
Pada hari Sabtunya, aku, teman kuliahku Nadhira Septafianti, Andina Pratiwi dan Dicky Bayu mengadakan rapat kecil-kecilan di suatu tempat yang telah kami tentukan.
Semula pesimis juga sih.. Karena teman2 yang lain berhalangan hadir. Tapi yah sudah kepalang tanggung. Lagian niat kita baik. Berapapun hasilnya nanti setidaknya kami telah melakukan satu tindakan nyata.
Keputusan yang didapat adalah acara tersebut harus tetap berlangsung. Maka ditetapkan jam , tempat, perlengkapan dan kostum yang harus diseragamkan sebagai identitas.
Pada Hari Minggunya tepat jam 6 pagi, aku mulai berangkat dengan membawa 2 kardus kosong mie instan, lakban, dan cutter. Tak lupa perlengkapan perang seperti air mineral, roti dan sedikit permen. Hihihi.. :D
Pada Shalat Subuhnya aku berdoa agar acara itu lancar. Berangkat dari niat yang baik kami berharap kesan yang diterima oleh para calon donatur kami juga baik. Apalagi kami tidak membawa embel2 nama besar lembaga pendidikan atau sebuah badan kemanusiaan. Kami menamakan diri kami "Komunitas Twitter Palembang".
Alhamdulillah, ternyata banyak yang datang untuk terlibat dari kegiatan amal itu. Dan kita semangat jadinya.
Teman, ternyata memaksakan orang untuk peduli itu tidak gampang. Itu hal terberat setelah sebelumnya kami harus menaklukkan diri sendiri untuk tidak malu melakukan suatu hal yang terpuji.
Tak sedikit di antara mereka yang membuang mukanya. Ada juga yang sedang makan ketika kami dekatin bilangnya ga punya uang. Dan banyak lagi orang berduit dan berkantong tebal yang cuek terhadap saudaranya. Atau mungkin mereka tidak percaya kami ya? Hanya Tuhan yang tau.
Kira-kira satu jam kami berkeliling berusaha membangkitkan rasa peduli masyarakat Palembang yang sedang berolahraga di sana.
Uang yang berhasil dihimpun pagi itu kami gabungkan menjadi satu kardus saja. Lalu bersama-sama menghitungnya. Dana yang terkumpul saat itu Rp. 1.863.800,- , rencananya akan dibagi 3 sama besar untuk Wasior, Mentawai dan Merapi.
Kami pulang dengan perasaan puas di hati masing2. Ternyata kalau kita berguna untuk banyak orang dan kita melakukannya dengan ikhlas itu menyenangkan ya..
Cape di badanpun tak terlalu terasa lagi. Bagaimana para pahlawan kemanusiaan yang selalu bersemangat hadir sebagai relawan di lokasi bencana? Mungkin selalu ada kepuasan di diri mereka mereka setiap selesai melakukannya dan ingin lagi dan lagi.
Kalo setiap melakukan suatu kegiatan amal, seperti itu perasaan puasnyya. Mau dech sering-sering terlibat. Sepertinya hal itu juga dirasakan temanku yang lain.
- UlyaA -
Komentar
Posting Komentar